Monday, December 10, 2012 Tags: , 0 comments

E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

1. Peran E-Learning

Di dunia pendidikan dan pelatihan sekarang, banyak sekali praktik yang disebut e-learning. Sampai saat ini, pemakaian kata e-learning sering digunakan semua kegiatan pendidikan yang menggunakan media komputer dan atau internet. Banyak pula penggunaan teknologi yang memiliki arti hampir sama dengan e-learning. Web based learning, online learning, computer-based training/learning, distance learning, computer-aided instruction, dan lain sebagainya, adalah terminologi yang sering digunakan untuk menggantikan e-learning. Terminologi e-learning sendiri dapat mengacu pada semua kegiatan pelatihan yang menggunakan media elektronik atau teknologi informasi. Karena ada bermacam penggunaan e-learning saat ini, maka ada pembagian atau pembedaan e-learning. Menurut Effendi dan Hartono Zhuang (2005:7-8) pada dasarnya, e-learning mempunyai dua tipe, yaitu synchronous and asynchronous.

E-learning umumnya selalu diidentifikasikan dengan penggunaan internet untuk menyampaikan pelatihan. Namun, saat ini, media penyampaian e-learning sangat beragam. Penyampaian pelajaran lewat internet dilakukan oleh perusahaan-perusahaan e-learning dan universitas online seperti Universitas Global 21 atau University 24/7. hal ini karena mereka ingin memperoleh jumlah pelajar yang besar dan berasal dari berbagai wilayah. Oleh karena itu, internet, yang memiliki jangkauan luas, menjadi pilihan media yang tepat. Karena faktor keamanan data dan biaya koneksi, perusahaan umumnya menggunakan intranet yang menghubungkan komputer-komputer di kantor-kantor cabang. Perusahaan pun menggunakan internet untuk memberikan akses dari rumah bagi karyawan. Sekolah-sekolah yang memiliki laboratorium komputer menggunakan local area network (LAN) untuk menghubungkan komputer sebagai media e-learning. Apabila ada situasi, di mana network komputer tidak tersedia, e-learning dapat diberikan dalam media CDROM. Jadi, peserta dapat membawa CDROM dan memainkannya di komputer rumah maupun komputer di meja kantor.

Keuntungan penggunaan e-learning dijelaskan oleh Effendi dan Hartono Jhuang (2005:9) antara lain: Mengurangi biaya pelatihan, fleksibilitas waktu, fleksibilitas tempat, fleksibilitas kecepatan pembelajaran, standarisasi pengajaran, efektivitas pengajaran, kecepatan distribusi, ketersediaan on-Demand dan otomatisasi proses administrasi. Sedangkan lebih lanjut keterbatasannya menurut Effendi dan Hartono (2005:15) antara lain: menuntut budaya self learning, investasi, teknologi, infrastruktur dan materi.

Evaluasi dilakukan terhadap hasil pembelajaran peserta pelatihan yang berhubungan dengan pemakaian materi. Penilaian akan dilakukan secara bertingkat sebagai berikut: (1) mengukur kepuasaan peserta pelatihan dari segi interaksi dan tampilan program e-learning; (2) mengukur hasil pembelajaran, apakah peserta pelatihan dapat menyerap materi; (3) mengukur apakah materi pembelajaran benar-benar digunakan oleh peserta pelatihan ketika melakukan kegiatan sehari-hari sehingga kinerja meningkat; dan (4) mengukur berapa banyak hasil yang didapat oleh organisasi dengan adanya pelatihan e-learning sehingga kinerja sumber daya manusia meningkat. Hasil tersebut dapat dibandingkan dengan jumlah investasi yang ditanam agar mendapatkan hasil ROI (return on investment) dari penerapan e-learning.

 2. Pembelajaran Efektif

Pembelajaran merupakan upaya sadar dan disengaja oleh dosen/pengajar untuk membuat mahasiswa/siswa belajar melalui pengaktifan berbagai unsur dinamis dalam proses belajar siswa. Beberapa ciri-ciri pembelajaran dikemukakan oleh Gagne (1975), sebagai berikut: Mengaktifkan motivasi, memberikan tujuan belajar, mengarahkan perhatian, merangsang ingatan, menyediakan bimbingan belajar, meningkatkan retensi, melancarkan transfer belajar dan memperlihatkan penampilan dan memberikan umpan balik. Lebih lanjut Oemar Hamalik (1999) menjelaskan tiga ciri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran sebagai berikut: (1) Rencana, ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur, yang merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran dalam suatu rencana khusus; (2) salingketergantungan (interdependence) di antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan. Tiap unsur bersifat esensial dan masing-masing memberikan sumbangannya kepada sistem pembelajaran; (3) tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Pembelajaran efektif menurut Sutikno (2004:88) ialah suatu pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang dinginkan.

Menurut Prof. Dr. Nasution (1989) menyebutkan ciri-ciri pengajar yang efektif antara lain: (1) mulai dan mengakhiri pelajaran tepat pada waktunya; (2) berada terus di dalam kelas dan mengunakan sebagian besar dari jam pelajaran untuk mengajar dan membimbing pelajaran; (3) memberi intisari pelajaran lampau pada permulaan pelajaran baru; (4) mengemukakan tujuan pelajaran lampau pada permulaan pelajaran; (5) menyajikan pelajaran baru langkah demi langkah dan memberikan latihan pada akhir setiap pelajaran; (6) memberikan latihan praktis yang mengaktifkan semua siswa; (7) memberikan bantuan siswa, khususnya pada permulaan pelajaran; (8) mengajukan banyak pertanyaan dan berusaha memperoleh jawaban dari semua atau sebanyak-banyaknya siswa untuk mengetahui pemahaman setiap siswa; (9) bersedia mengajar kembali apa yang belum dipahami siswa; (10) membantu kemajuan siswa, memberikan bahan/materi yang sistematis dalam memperbaiki setiap kesalahan; (11) mengadakan review atau pengulangan tiap minggu secara teratur, dan (12) mengadakan evaluasi berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan. Banyak upaya yang dapat dilakukan oleh dosen dalam meningkatkan keefektifan pembelajaran. Pendekatan sistem dalam perancangan pembelajaran model Dick & Carey (1990) terdiri dari sepuluh langkah, yakni identifikasi tujuan pembelajaran dengan analisis kebutuhan, analisis pembelajaran, identifikasi kemampuan awal dan karakteristik peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran khusus, pengembangan tes acuan patokan, pengembangan strategi pembelajaran, pengembangan dan pemilihan materi pembelajaran, perancangan dan penyelenggaraan evaluasi formatif, revisi, serta rancangan dan penyelenggaraan evaluasi sumatif. Setiap penyelenggaraan pembelajaran perlu menguasai pelaksanaan langkah-langkah pendekatan sistem perancangan pembelajaran agar pembelajaran yang dilaksanakan bisa efektif. Heinich, Molenda, Russel dan Smaldino (1996) menyebutnya penggunaan model ASSURE (Analyse learners, State objectives, Select methods, media, and materials, Utilize media and materials, Require learner participation, dan Evaluate and revise). Moore (1999) menjelaskan 6 langkah yang berkesinambungan dalam suatu model pengajaran yang efektif, yaitu (1) memahami situasi dalam belajar, (2) merencanakan pelajaran, (3) merencanakan tugas-tugas, (4) melaksanakan kegiatan belajar, (5) pengajar menentukan ketercapaian maksud, dan tugas(6) menindak lanjuti .


 Artikel selengkapnya, bisa dibaca di sini :)

No Response to "E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF"

Post a Comment